Di Liat

Thursday, November 5, 2015

Capability Maturity Model Integration (CMMI)


Capability Maturity Model Integration (CMMI)

Secara umum CMMI (Capability Maturity Model Intergration) adalah suatu pendekatan perbaikan proses yang memberikan unsur-unsur penting proses efektif bagi organisasi.
Menurut Dennis M. Ahern, Aaron Clouse dan Richard Turner CMMI (Capability Maturity Model Intergration) adalah suatu pendekatan yang berfungsi untuk meningkatkan proses piranti lunak (software process) di dalam organisasi agar menjadi lebih efisien dan efektif. CMMI merupakan salah satu model kematangan (maturity model) yang digunakan untuk meningkatkan proses (process improvement) dalam organisasi. Tujuan dari penerapan CMMI di dalam organisasi adalah untuk meningkatkan proses pengembangan dan perawatan produk-produk piranti lunak organisasi tersebut.

Bidang Minat Model CMMI


Saat ini terdapat dua bidang minat yang dicakup oleh model CMMI: development (pengembangan) dan acquisition (akuisisi). Versi terkini CMMI adalah versi 1.2 dengan dua model yang tersedia yaitu CMMI-DEV (CMMI for Development) yang dirilis pada Agustus 2006 dan ditujukan untuk proses pengembangan produk dan jasa, serta CMMI-ACQ (CMMI for Acquisition) yang dirilis pada November 2007 dan ditujukan untuk manajemen rantai suplai, akuisisi, serta proses outsourcing di pemerintah dan industri.


Terlepas model mana yang dipilih oleh suatu organisasi, praktik-praktik terbaik CMMI harus disesuaikan oleh masing-masing organisasi tergantung pada sasaran bisnisnya. Organisasi tidak dapat memperoleh sertifikasi CMMI, melainkan dinilai dan diberi peringkat 1-5. Hasil pemeringkatan penilaian ini dapat dipublikasikan jika dirilis oleh organisasi penilainya.

Penyajian CMMI (CMMI Representation)


Penyajian CMMI dapat dibedakan menjadi model bertingkat (staged model) dan model berkesinambungan (continuous model). Perbedaan model-model tersebut disebabkan oleh perbedaan dalam cara berkonsentrasi kepada perbaikan proses. Pemilihan model tersebut dapat didasarkan kepada pendekatan kemampuan daerah proses atau kematangan organisasi. Sudut pandang kemampuan daerah proses yang berkonsentrasi kepada membangun titik awal dan mengukur setiap peningkatan di tiap-tip daerah secara satu persatu. Pendekatan ini digunakan oleh penyajian model berkesinambungan dengan penggunaan kata kunci, yaitu “kemampuan” (capability).



Di lain pihak, kematangan organisasi menekankan kepada kumpulan daerah proses yang digunakan untuk mendefinisikan tingkat-tingkat yang terbuktu dari kematangan proses dalam organisasi. Pendekatan ini dipakai pada penyajian model bertingkat dengan kata kunci “kematangan” (maturity).



Model Bertingkat (Staged Model)
Model bertingkat menyediakan suatu peta jalan (roadmap) yang telah terdefinisi sebelumnya untuk peningkatan organisasi berdasarkan pengelompokan dan pengurutan yang teruji untuk proses dan hubungan-hubungan organisasi yang terkait. Istilah “bertingkat” (staged) berasal dari cara model untuk menjelaskan peta jalan ini sebagai rentetan tingkat dari daerah proses yang mengindikasikan dimana sebuah organisasi seharusnya berkonsentrasi untuk meningkatkan proses organisasinya.




Daerah proses kunci pada tingkat 2 dari CMMI berkonsentrasi pada masalah-masalah proyek piranti lunak yang berguna untuk membangun kendali pengelolaan proyek dasar. Tingkat 3 mengacu kepada baik masalah proyek maupun organisasi, sebagaimana organisasi membangun sebuah infrastruktur yang menggabungkan proses pengelolaan dan perekayasaan piranti lunak yang efektif. Daerah proses kunci pada tingkat 4, berkonsentrasi kepada membangun sebuah pengertian yang kuantitatif akan proses piranti lunak dan produk piranti lunak yang dikerjakan. Tingkat 5 melingkupi masalah-masalah yang dialami oleh organisasi dan proyek dalam menerapkan peningkatan proses piranti lunak yang dapat diukur dan berkesinambungan.

Lima Tingkat Kematangan (Five Maturity Levels)



  • Tahap Initial (Level 1)
Pada tingkat kematangan 1, proses-proses yang ada biasanya berantakan dan sifatnyaad hoc. Organisasi biasanya tidak menyediakan lingkungan yang stabil untuk mendukung berjalannya proses. Kesuksesan pada organisasi-organisasi semacam ini bergantung pada kompetensi dan pengorbanan dari orang-orang di dalam organisasi dan bukan mengandalkan proses-proses yang telah terbukti kehandalannya.
  • Tahap Managed (level 2)
Pada tingkat kematangan 2, proyek-proyek organisasi telah memastikan bahwa kebutuhan-kebutuhan dikelola dengan baik dan proses-proses yang ada telah terencana, terukur, dan terkendali. Disiplin dari proses pada tahap ini membantu memastikan bahwa praktek-praktek yang dijalankan tetap dipertahankan walaupun dalam waktu tekanan yang tinggi tingginya (peak time). Ketika praktek-praktek ini dilakukan, proyek-proyek dilaksanakan dan dikelola menurut rencana-rencana yang didokumentasi.Pada tingkat 2, status dari produk dan pelepasan layanan dapat terlihat oleh pihak manajemen pada titik-titik yang telah didefinisikan.Komitmen dibangun di antara stakeholder yang berwenang dan diperbaiki apabila diperlukan.Produk-produk dikendalikan secara tepat. Produk dan layanan memmenuhi deskripsi proses, standar proses, dan prosedur proses mereka.


  • Tahap Defined (Level 3)
Pada tahap ini, proses-proses telah dikarakterisasi dan dimengerti dengan baik, dan dijelaskan melalui standar, prosedur, tool, dan metode yang ada. Kumpulan proses standar dari organisasi, yang merupakan dasar dari tingkat kematangan 3, didirikan dan ditingkatkan seiring berjalannya waktu. Proses-proses standar ini digunakan untuk membangun konsistensi di dalam organisasi. Proyek membangun proses terdefinisi mereka dengan mengacu kepada proses standar yang dimiliki oleh organisasi tersebut.


  • Tahap Quantatively Managed (Level 4)
Pada tahap kematangan 4, organisasi dan proyek membangun tujuan kuantitatif untuk kualitas dan kinerja proses, dan menggunakan mereka sebagai kriteria dalam pengelolaan proses. Tujuan kuantitatif didasarkan pada kebutuhan pelanggan, pengguna kahir, organisasi, dan pihak yang mengimplementasi proses. Kualitas dan kinerja proses dimengerti dalam istilah-istilah statistik dan dikelola sepanjang waktu pemakaian proses. Untuk subproses yang terpilih, pengukuran detil akan kinerja proses dikumpulkan dan dianalisa secara statistik. Pengukuran kualitas dan kinerja proses dimasukkan ke dalam penyimpanan pegukuran organisasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang berdasarkan fakta. Penyebab khusus dari variasi proses diidentifikasi dan, apabila tepat, sumbernya dikoreksi untuk mencegah kejadian lagi di lain waktu.
  • Tahap Optimizing (level 5)
Pada tahap ini, sebuah organisasi secara berkesinambungan meningkatkan proses-prosesnya berdasarkan pengertian kuantitatif akanpenyebab-penyebab umum dari variasi proses. Tingkat kematangan 5 mengkonsentrasikan kepada peningkatan secara berkesinambungan akan kinerja proses melalui proses incremental dan inovatif, dan juga peningkatan secara teknologi. Tujuan peningkatan proses secara kuantitatif untuk organisasi dibangun, diperbaiki secara berkesinambungan untuk menangani tujuan bisnis yang dinamis, dan digunakan sebagai kriteria dalam mengelola peningkatan proses. Akibat-akibat dari peningkatan proses yang diterapkan diukur dan dievaluasi secara berlawanan terhadap tujuan peningkatan proses kauntitatif. Baik proses terdefinisi maupun kumpulan proses standar organisasi merupakan tujuan dari aktivitas peningkatan yang dapat diukur.

Daerah Proses CMMI (CMMI Process Area)

Model CMMI mecakup dua puluh dua (22) daerah proses yang mendefinisikan dimensi proses dari mdel. Daerah-daerah proses ini terbagi menjadi :



  • Pengolahan Proses (Proses Management)
  • Pengelolaan Proyek (Project Management)
  • Perekayasaan (Engineering)
  • Dukungan (Support)

  • Definisi Proses Organisasi→ tujuannya adalah untuk membangun dan mempertahankan sebuah kumpulan aset proses organisasi yang dapat digunakan
  • Fokus Proses Organisasi →tujuannya adalah untuk merencanakan dan menerapkan peningkatan proses organisasi berdasarkan pengertian yang menyeluruh terhadap kekuatan dan kelemahan dari proses dan aset proses yang dimiliki oleh organisasi.
  • Pelatihan Organisasi → tujuannya untuk mengembangkan kemmapuan dan pengetahuan dari sumber daya manusia yang dimiliki organisasi agar mereka dapat melakukan peranan mereka secara efektif dan efisien.  
  • Kinerja Proses Organisasi → tujuannya adalah untuk membangun dan mempertahankan pengertian kuantitatif terhadap kinerja dari kumpulan proses standar yang dimiliki oleh organisasi untuk mendukung kualitas dan kinerja proses yang baik, dan untuk menyediakan data kinerja proses, titik awal, dan model-model untuk mengelola secara kuantitatif proyek-proyek dari organisasi.
  • Penerapan dan Inovasi Organisasi → tujuannya adalah untuk memilih dan menerapkan peningkatan yang inovatif secara perlahan-lahan untuk meningkatkan proses dan teknologi organisasi.
  • Perencanaan Proyek → tujuannya adalah untuk membangun dan mempertahankan rencana-rencana yang mendefinisikan aktivitas-aktivitas yang dijalankan di dalam suatu proyek. Memiliki 3 tujuan spesifik yaitu membangun perkiraan proyek, mengembangkan sebuah rencana proyek, dan memperoleh komitmen dari berbagai pihak.
  • Pengendalian dan Pemantauan Proyek → tujuannya adalah untuk menyediakan pengertian akan keberlangsungan dari sebuah proyek sehingga tindakan-tindakan perbaikan yang tepat dapat diambil ketika kinerj dari proyek menurun secara pesan dari rencana semula. Memiliki 2 tujuan spesifik yaitu memantau kinerja dan mengelola tindakan-tindakan perbaikan yang tepat.
  • Pengelolaan Perjanjian Pemasok → tujuannya adalah untuk mengelola pengambilalihan produk dari pemasok yang melibatkan perjanjian formal. Memiliki 2 tujuan spesifik yaitu membuat perjanjian dengan pemasok dan untuk memenuhi perjanjian tersebut.
  • Pengelolaan Proyek Terintegrasi untuk PPPT – IPPD → tujuannya adalah untuk membangun dan mengelola proyek dan keterlibatan dari stakeholder dengan mengacu kepada proses yang telah terdefinisi dan terintegrasi yang dibuat dari kumpulan proses standar dari organisasi.
  • Pengelolaan Risiko → tujuannya adalah utnuk mengidentifikasi masalah-masalah potensial sebelum mereka muncul, sehingga aktivitas penanganan risiko dapat direncanakan dan dipanggil sesuai kebutuhan sepanjang waktu pemakaian produk atau proyek untuk meringankan risiko-risiko berbahaya dalam meraih tujuan.
  • Pengelolaan Proyek Kuantitatif → tujuannya adalah untuk mengelola proses-proses terdefinisi di dalam suatu proyek secara kuantitatif untuk meraih kualitas dan tujuan kinerja proses. Memiliki 2 tujuan spesifik yaitu menggunakan tujuan kinerja untuk mengelola proyek secara kuantitatif dan mengelola subproses-subproses yang terpilih secara statistik.
  • Pengelolaan Kebutuhan → tujuannya adalah untuk mengatur kebutuhan dari produk dan komponen produk yang dibuat di dalam proyek, dan juga untuk mengidentifikasikan ketidakonsistenan antara kebutuhan-kebutuhan pada saat perencanaan proyek dengan produk jadinya.
  • Pengembangan Kebutuhan → terdapat tiga tujuan yaitu untuk mengembangkan kebutuhan pelanggan, mengembangkan kebutuhan produk, dan menganalisa dan menguji kebutuhan untuk mendefinisikan fungsi-fungsi yang diperlukan.
  • Solusi Teknis → tujuannya adalah untuk merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan solusi ke kebutuhan yang telah didefinisikan.
  • Integrasi Produk → tujuannya adalah untuk merakit produk dari komponen-komponen, memastikan bahwa fungsi-fungsi produk (setelah jadi) berjalan baik, dan melepas produk.
  • Pengujian → berfungsi untuk memastikan bahwa produk yang terpilih dapat memnuhi kebutuhan yang telah didefinisikan. Memiliki 3 tujuan spesifik yaitu mempersiapkan untuk melakukan pengujian, melakukan peer review pada produk yang terpilih, dan menguji produk tersebut.
  • Pengesahan → berfungsi untuk mendemonstrasikan bahwa sebuah produk atau komponen produk memenuhi maksud pembuatannya ketika ditempatkan di lingkungan yang semestinya. Tujuan-tujuan spesifiknya adalah untuk mempersiapkan proses pengesahan dan mengesahkan produk dan komponen produk.
  • Pengelolaan Konfigurasi → memiliki 3 tujuan spesifik yaitu mendirikan titik awal, memantau dan mengendalikan perubahan, dan membangun integrasi titik awal.
  • Jaminan Kualitas Proses dan Produk→ memiliki 2 tujuan spesifik yaitu untuk mengevaluasi kepatuhan atas deskripsi proses, standar proses, dan prosedur proses secara obyektif, dan untuk menyelsaikan masalah kegagalan produk.
  • Analisa dan Pengukuran → memiliki 3 tujuan spesifik yaitu untuk menyelaraskan pengukuran dengan kebutuhan informasi, dan untuk menyediakan hasil pengukuran yang memenuhi kebutuhan akan informasi tersebut.
  • Resolusi dan Analisis Keputusan → tujuannya adalah untuk menganalisa keputusan-keputusan yang mungkin dengan menggunakan proses evaluasi formal yang mengevaluasi solusi alternative yang bertentangan dengan kriteria yang ada.
  • Resolusi dan Analisa Sebab → tujuannya adalah untuk mengidentifikasi sebab dari cacat dan masalah-masalah lain dan untuk mengambil tindakan untuk mencegah mereka untuk terjadi lagi di kemudian hari.

4 comments:

  1. Hello Dear, are you in fact visiting this web page regularly, if so, 918kiss afterward you will absolutely obtain good

    ReplyDelete
  2. What I do not understood is in สล็อตออนไลน์ fact how you are no longer actually a lot more well-liked than you might be now

    ReplyDelete
  3. I have a great website to present. บาคาร่า It's my favorite website. and hope you like it.

    ReplyDelete
  4. https://newsroom.mastercard.com/2016/08/16/girls-just-want-to-have-stem/#comment-1052776

    ReplyDelete